Kepuasan Konsumen
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor Utama dalam Menentukan
Tingkat Kepuasan Konsumen
Dalam
menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang harus
diperhatikan oleh perusahaan yaitu :
a.
Kualitas
produk
Konsumen
akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang
mereka gunakan berkualitas.
b.
Kualitas
pelayanan
Terutama
untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan
pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
c.
Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang
membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.
d.
Harga
Produk
yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang yang relatif
murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.
e.
Biaya
Konsumen
yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu
untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau
jasa itu.
3.2 Metode Pengukuran Kepuasan
Konsumen
Menurut Kotler yang dikutip dari Buku Total Quality
Management ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran
kepuasan pelanggan, diantaranya :
a.
Sistem
keluhan dan saran
Organisasi
yang berpusat pelanggan (Customer Centered) memberikan kesempatan yang luas
kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan
keluhan.Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi
perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk
mengatasi masalah-masalah yang timbul.
b.
Ghost
shopping
Salah
satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan
mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli
potensial, kemudian melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian
produk-produk tersebut. Selain itu para ghot shopper juga dapat mengamati cara
penanganan setiap keluhan.
c.
Lost
customer analysis
Perusahaan
seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang
telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya
exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga
penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan pelanggannya.
d.
Survai
kepuasan pelanggan
Umumnya
penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survai, baik
melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan
tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para
pelanggannya.
3.3 Perilaku Konsumen
Perilaku
Konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar,
menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan
memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau
mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, dan tenaga untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Perilaku
permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat
kondisi yang lain tidak berubah. Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori
Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang
diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga
Kegunaan
atau nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini.
1. Nilai
guna total (total utility) adalah
kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang
atau jasa tertentu secara keseluruhan.
2. Nilai
guna maksimal (marginal utility)
adalah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan
barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3. Nilai
guna yang semakin menurun (diminishing
return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang diperoleh
konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat,
tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.
3.Menurut
Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman yang dikenal dengan Hukum
Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang bunyinya : jika pemenuhan
kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, maka rasa
nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin
menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4. Nilai
guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II
yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga
nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya
unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
A.
Perilaku Konsumen Rasional
Suatu
konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
•
barang
tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
•
barang
tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
•
mutu
barang terjamin;
•
harga
sesuai dengan kemampuan konsumen.
B.
Perilaku Konsumen Irasional
Suatu
perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen
tersebut membeli barang tanpa dipikirkan
kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
•
tertarik
dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
•
memiliki
merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
•
ada
bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
•
prestise
atau gengsi.
3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen
Ada
dua dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan
sosial budaya dan kekuatan psikologis.
Kekuatan
sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan
(small reference groups) dan keluarga.
Sedangkan
kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap,
keyakinan dan gambaran diri.
1. Kekuatan Sosial Budaya
a.
Faktor budaya
Budaya
dapat di definisikan sebagai hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke
generasi lainnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebagai
anggota masyarakat.
Implikasi
umum dari perubahan budaya untuk ahli permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Psikologis
untuk cenderung bebas dari ketidak amanan ekonomis. Konsumen menunjukan :
a. Kecenderungan
kearah meningkatkan kekuatan fisik
b. Kecenderungan
kearah personalisasi
2. Kecenderungan pada paham antifungsional
a. Kecenderungan
kearah suatu perubahan
b. Kecenderungan
ke arah suatu yang baru
3. Kecenderungan reaksi melawan kompleksitas
Konsumen
menunjukan :
a. Kecenderungan
ke arah hidup sederhana
b. Kecenderungan
kembali kepada alam
c. Faktor
Kelas Sosial
Kelas
sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang
yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.
d. Faktor
Kelompok Panutan (Small Reference Group)
Didefinisikan
sebagai sutau kelompok orang yang
mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen.
e. Faktor
Keluarga
Suatu
unit masyarakat kecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam
pengambilan keputusan membeli.
2. Kekuatan Faktor Psikologis
a.
Faktor Pengalaman Kerja
Belajar
adalah suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya.Perilaku konsumen
dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalam belajarnya. Pengalaman
belajar konsumen akan menentukan tindakan keputusan membeli.
b.
Faktor Kepribadian
Kepribadian
konsumen sangat ditentukan oleh faktor
internal dirinya. Pelayanan yang di tampilkan pramuniaga toko sangat pula
dipengaruhinya.
c. Faktor
Sikap dan Keyakinan
Sikap
dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merk dan
pelayanan. Keyakinan konsumen terhadap
suatu merk dapat di ubah melalui komunikasi persuasif.
d. Konsep Diri atau Self Concept
Perlu
menciptakan sesuatu yang sesuai dengan yang di harapkan oleh konsumen.
3.5 Surplus konsumen
Surplus konsumen
adalah jumlah yang ingin dibayar oleh konsumen untuk sebuah barang dikurangi
dengan jumlah yang sebenarnya dibayarkan untuk barang tersebut,atau kepuasan
tambahan yang diperoleh konsumen dari
pembayaran harga suatu barang yang lebih rendah dari harga yang konsumen
bersedia membayarnya.konsumen akan dapatkan surplus jika preferensi harga yang
diperkirakannya lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar.besarnya surplus
tentu saja bergantung pada berapa banyak jumlah kuantitas yang akan dibeli
dikalikan dengan selisih harga tersebut.
Kepuasan Konsumen
Reviewed by ELIDA KUSUMAS
on
05:57
Rating:
No comments:
Note: only a member of this blog may post a comment.