Manajemen Pemasaran : Makalah Tentang Kepuasan dan Loyalitas Nasabah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kepuasan nasabah ditentukan oleh kualitas produk dan layanan yang
dikehendaki nasabah, sehingga jaminan kualitas menjadi perioritas utama bagi
bank. Untuk kepuasan nasabah terhadap layanan, ada dua hal pokok yang saling
berkaitan erat yaitu harapan nasabah terhadap kualitas Iayanan (expected
quality) dan persepsi nasabah terhadap kualitas layanan (perceived quality).
Nasabah selalu menilai suatu layanan yang diterima dibandingkan dengan apa yang
diharapkan atau diinginkan. Kepuasan nasabah harus disertai dengan loyalitas
nasabah. Kepuasan nasabah menyangkut apa yang diungkapkan oleh nasabah tentang
persepsi dan harapannya terhadap layanan perbankan yang diperoleh dari bank.
Sedangkan loyalitas berkaitan dengan apa yang dilakukan nasabah setelah
berinteraksi dalam suatu proses layanan perbankan. Kepuasan nasabah saja
tidaklah cukup, karena puas atau tidak puas hanyalah salah satu bentuk emosi.
Disamping itu, sikap loyal nasabah akan timbul setelah nasabah merasakan puas
atau tidak puas terhadap layanan perbankan yang diterimanya.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana arti dari kepuasan
dan loyalitas pelanggan?
2.
Bagaimana Cara Mengukur Kepuasan Nasabah?
3. Bagaimana Strategi Kepuasan Nasabah?
4. Bagaimana Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang telah dirumuskan di atas:
1. Untuk mengetahui arti dari kepuasan
dan loyalitas pelanggan?
2.
Untuk mengetahui Cara Mengukur Kepuasan
Nasabah?
3. Untuk mengetahui Strategi Kepuasan Nasabah?
4. Untuk mengetahui Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepuasan
Kepuasan merupakan
tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan antara hasil
kerja produk atau jasa yang diterima dengan apa yang diharapkan.definisi
kepusan menurut Engel: kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana
alternatif yang dipilih sekurang kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui
harapan pelanggan, sedangkan tidak
memenuhi harapan pelanggan.
Ada
kesamaan diantara beberapa definisi di atas yaitu menyangkut komponen kepuasan
konsumen (harapan kinerja/hasil yang dirasakan). Umumnya harapan konsumen
merupkan perkiraan atau keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya
apabila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik itu berupa barang atau
jasa. Sehingga sebelm konsumen membeli suatu produk ia suah mempunyai harapan
atas kualitas atas produk yang akan didapat. Sedangkan kinerja yang dirasakan
oleh konsumen adalh presepsi konsumen terhadap apa yang diterima setelah
mengkonsumsi produk yang dibeli.
Kepuasan
konsumen menyatakan bahwa kepuasan dan ketidak puasan adalah respon konsumen
terhadap evaluasi kesesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan nasabah:
1.
Kualitas layanan
Kualitas
layanan sebagai penilaian atau sikap global yang berkenaan dengan superioritas
suatu layanan sedangkan kepuasan nasabah adalah respon dari penilaian tersebut.
Kualitas layanan harus dimulai dari kebutuhan nasabah dan berakhir pada
persepsi nasabah. Semua pihak yang membeli dan mengkonsumsi jasa perbankan akan
memberikan penilaian yang berbeda-beda terhadap kualitas Iayanan. Hal ini
disebabkan karena layanan perbankan mempunyai karakteristik variability,
sehingga kinerja yang dihasilkannya acapkali tidak konsisten. Untuk itu nasabah
menggunakan isyarat intrinsik (output dari penyampaian jasa) dan isyarat
ekstrinsik (unsur pelengkap jasa) sebagai acuan dalam mengevaluasi kualitas
layanan.
2.
Kualitas produk
Kualitas
produk adalah suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks. Nasabah membeli
jasa perbankan untuk menyelesaikan masalah dan nasabah memberikan nilai dalam
proporsi terhadap kemampuan layanan untuk melakukan hal tersebut. Nilai yang
diberikan nasabah berhubungan dengan benefit atau keuntungan yang akan
diterimanya. Kualitas produk perbankan didapatkan dengan cara menemukan
keseluruhan harapan nasabah, meningkatkan nilai produk atau pelayanan dalam
rangka memenuhi harapan nasabah tersebut.
3.
Nilai
bagi nasabah (Customer Value)
Nilai
bagi nasabah (Customer Value) sebagah tradeoff antara persepsi nasabah terhadap
kualitas, manfaat produk dan pengorbanan yang dilakukan lewat pengorbanan yang
dibayar. Nilai bagi nasabah bisa juga dilihat sebagai cerminan dari kualitas,
manfaat dan pengorbanan yang diberikan untuk mendapatkan sebuah produk atau
layanan. Sebuah produk
atau layanan perbankan dikatakan mempunyai nilai yang tinggi di mata nasabah
apabila mampu memberikan kualitas, manfaat dan pengorbanan yang seminimal
mungkin.
Dimensi-dimensi
keinginan konsumen diimplementasikan oleh perusahaan dalam bentuk strategi
maarketing mix, bahwa nilai pelanggan dapat diciptakan melalui:
1.
Dimensi produk (meliputi core product, basic product, expected product
augmented product dan potentil product.
2.
Layanan penjuala (meliputi kecepatan dan ketepatan proses transaksi,
kecepatan dan ketetapan produ yang diterima, kemudahn mengakses jaringan
perbankan, kesederhanaan dalam birokrasi dan prosedur transaksi, atmosfer
pelayanan yang hangat dan bersahabatan, proaktif terjhadap kebutuhan dan
keinginan konsumen)
3.
Layanan purna jual dan keluhan(meliputi customer service, bagian layanan
purna jual apabila terjadi masalah atas produk yang telah dibeli atau digunakan
oleh konsumen, masalahdirespon dengan cepat, layanan yang simpatik, layanan
proaktif atau piun petugas call center yang bertugas untuk mengatasi berbagai
keluhan yang disampaikan oleh nasabah berkait dengan pelayanan perbankan.
Terdapat beberapa tipe
konsumen:
1.
Konsumen yang puas atau yang didapatkan oleh konsumen tersebut melebihi apa
yang diharapkannya, sehingga ia akan loyal terhadap produk tersebut dan akan
terus melakukan pembelian kembali. Ia akan memberitahuakan dan memberikan efek
berantai tentang perusahaan tersebut kepada orang lain. Tipe konsumen ini
disebut apostles.
2.
Tipe konsumen defector, yaitu konsumen ynag merasa pelayanan yang diberikan
oleh perusaahn tidak ada sesuatu yang lebih atau bersifat standar atau biasa
saja, dan biasanya konsumen akan berhenti melakukan pembelian atas produk
tersebut. Konsumen merasa apa yang didapatkannya dari produk tersebut sama sjaa
dengan yang diberikan oleh produk lain, sehingga beralih kepada produk lain
yang mampu memberikan kepuasan lebih dari apa yang diharapkan.
3.
Tipe konsumen teroris yaitu konsumen yang mempunyai pengalaman buruk atau
negatif atas perusahaan, sehingga akan menyebarkan efek berantai yang negativ
kepada orang lain. Konsumen akan mengatakan kepada pihak lain keburukan produk
tersebut dan tidak akan menganjurkan orang lain menggunakan produk tersebut.
Bahkan ia berupaya mempengaruhi pihak lain agar tidak membeli produk tersebut
atas dasar ketidakpuasan yang ia dapat dari produk tersebut.
4.
Tipe konsumen hostages, yaitu konsumen yang tidak puas akan suatu produk
namun tidak dapat melakukan pembelian pada barang lain, karena struktur pasar
yang monopolistik atau harga yang murah. Meski pun konsumen tidak puas atas
pelayanan yang diberikan, namun mereka tidak ada perusahaan lain. Senang atau
tidak senang maka ia tetap harus menggunakannya.
5.
Tipe konsumen mercenaries, yaitu konsumen yang sangat puas namun tidak
mempunyai kesetiaan terhadap produk tersebut. Dimana dipengaruhi oleh rendahnya
harga atau faktor lain.
Para peneliti menyarankan kepada perusahaan agar menciptakan konsumen yang
apostles, meningkatkan kepuasan konsumen defector dan menjadikan mereka menjadi
loyal, menghindari memiliki konsumen teroris atau hostages dan mengurangi
konsumen mercanaries.
Terciptanya kepuasan
konsumen atau nasabah dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya:
1.
Terjadinya hubungan yang harmonis antara konsumen dengan perusahaan
2.
Terciptanya loyalitas konsumen atau nasabah terhadap perusahaan, sehingga
ia tidak akan berpaling kepada perusahaan lain.
3.
Terjadinya suatu bentuk isu public yang positif dari mulut ke mulut
4.
Terjadinya pembelian ulang.
Ada tiga jenis
kepuasan nasabah:
1.
Puas dengan produk/jasa bank yaitu karena kualitasnya tinggi serta
jangkauannya yang luas
2.
Puas dengan cara menjualnya
a.
Ramah, sopan dan akrab
b.
Murah senyum
c.
Menyenagkan
d.
Tanggap, cepat, dan cermat
3.
Puas dengan harganya:
a.
Murah/mahal sesuai harapan
b.
Bersaing
Sebab sebab timbulnya
ketidakpuasan pada nasabah
1.
Tidak sesuai antara manfaat atau hasil yang diharapkan dengan kenyataan
atau apa yang didapat oleh konsumen.
2.
Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan.
3.
Perilaku personil atau karyawan perusahaan atau bank yang kurang memuaskan
atau mengecewakan pelanggan
4.
Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang.
5.
Biaya terlalu tinggi.
6.
Promosi iklan terlalu berlebihan, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.
Keluhan konsumen dapat
di kategorikan menjadi empat yaitu:
1.
Mechanikal complaint (keluhan mekanikal)
Keluhan mekanikal
adalah suatu keluhan yang disampaikan oleh konsumen sehubungan tidak dapat
berfungsinya peralatan atau produk yang dibeli atau disampaikan kepada konsumen
tersebut
2.
Attiudinal complaint (keluhan akibat sikap karyawan perusahaan)
Keluhan konsumen
sebagai akibat sikap atau perilaku karyawan atau petugas pelayanan yang negativ
pada saat melayani konsumen. Hal ini dapat dirasakan oleh konsumen melalui
sikap tidak peduli dari petugas pelayanan terhadap konsumen.
3.
Service related complaint (keluhan berkaitan dengan pelayanan)
Keluhan yang muncul
terkait dengan pelayanan itu sendiri.
4.
Unusual complaint (keluhan yang aneh)
Keluhan konsumen yang
bagi petugas merupakan keanehan atau tidak wajar, karena tidak berhubungan
dengan pelayanan atau produk bank. Konsumen yang mengeluh seperti ini
sebenarnya secara psikologis adalah orang-orang yang hidupnya tidak bahagia
atau kesepian.
Ada beberapa hal yang
diperhatikan dalam menghadapi keluhan konsumen antara lain:
1.
Konsumen biasanya marah atau emosi pada saat menyampaikan keluhan terutama
apabila keluhannya sering tidak ditindak lanjuti. Oleh karenanya petugas
pelayanan yang menerima keluhan terebut tidak boleh terpancing untuk marah
namun harus mampu menenagkan konsumen tersebut tanpa harus ikut terbawa emosi.
2.
Petugas pelayanan dalam melayani keluhan tidak boleh memberikan janji-janji
yang tidak mungkin untuk dipenuhi. Setiap keluhan harus ditndak lanjuti tanpa
memberikan janji yang tidak mungkin terealisasi.
3.
Jika permasalahan tidak dapat diselesaikan sedangkan petugas sudah berupaya
secara maksimal maka petugas harus berani menyatakan tidak mampu mengatasi
permasalahan tersebut secara jujur kepada nasabah atau menyerahkan penyelesaian
masalah tersebut kepada atasan.
4.
Ada konsumen atau nasabah yang selalu mengeluh, untuk menghadapinya petugas
harus sabar mendengarkan atas segala keluhan yang disampaikan dan melakukan
pendekatan personal secara khusus. Sebab sering kali keluhan nasabah ini
terkait dengan masalah yang sepele, namun bukan berarti keluhan tersebut tidak
harus diperhatikan.
B.
Cara Mengukur Kepuasan Nasabah.
1.
Sistem keluhan dan saran
Perusahaan meminta
keluhan dan saran dari pelanggan dengan membuka kotak saran baik melalui surat,
telepon bebas pulsa, customer hotline, kartu komentar, kotak saran maupun
berbagai sarana keluhan lainnya.
2.
Survei kepuasan pelanggan
Perusahaan melakukan
survei untuk mendeteksi komentar pelanggan diharapkan dari survei ini,
didapatkan umpan balik yang positif dari konsumen. Survei ini dapat dilakukan
melalui pos, telephon, atau wawancara pribadi atau pelanggan diminta mengisi
angket.
3.
Pembeli bayangan (Gost shopping)
Perusahaan menempatkan
orang tertentu baik orang lain maupun dari level manajemen sendiri sebagai
pembeli ke perusahaan lain atau ke perusahaan sendiri. Pembeli bayangan ini
akan memberikan laporan keunggulan dan kelemahan petugas pelayanan yang
melayaninya. Juga dilaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahan
pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini sebagai upaya mencari solusi dari
sudut pandang konsumen.
4.
Analisa pelanggan yang lari
Pelanggan yang hilang
akan dihubungi, kemudian diminta alasan untuk mengungkapkan mengapa mereka
berhenti, pindah ke perusahan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang
tidak bisa diatasi atau terlambat diatasi.
C.
Strategi Kepuasan Nasabah
1.
Strategi pemasaran berkesinambungan. Maksudnya menjalin
hubungan yang baik secara terus menerus dengan nasabah, tidak hanya dalam
jangka pendek tetapi hubungan jangka panjang. Nasabah
bukan hanya puas tetapi juga loyal pada bank kita. Oleh karena itu bank harus
tetap memelihara dan meningkatkan pelayanannya sesuai dengan yang dibutuhkan
dan diinginkan nasabah. Bank harus mampu menjalin tali silaturahmi yang baik
dengan nasabah, agar nasabah merasa bank sebagai rumah kedua mereka. Hal ini
akan mampu meningkatkan loyalitas nasabah kepada bank atau menimbulkan word of
mouth yang positif.
2.
Strategi pelayanan prima. Menawarkan pelayanan yang
lebih baik dengan pesaing. Usaha ini biasanya membentuk biaya yang cukup besar,
tetapi juga memberikan dampak yang besar kepada nasabah. Secara rinci strategi
prima adalah sebagai berikut:
a. semua transaksi dilayani dengan cepat dan cermat.
b. Melayani kebutuhan nasabah diluar produk yang dijual oleh bank.
c. berlaku ramah, sopan dan selalu membantu nasabah.
d. selalu berusaha mengerti kenginan nasabah
e. selalu melayani nasabah dengan tepat waktu
3.
Strategi penanganan keluhan yang efisien dan efektif.
Keluhan nasabah ini dapat berupa:
a. nasabah tidak memperoleh apa yang dijanjikan bank
b. mendapat pelayanan yang kasar
c. tidak diacuhkan oleh petugas bank
d. tidak didengar saran-sarannya
e. pelayanan lambat dan tidak akurat
Cara melayani keluhan yang disampaikan oleh konsumen adalah
1.
Empati terhadap nasabah yang marah. Dalam menghadapi
nasabah yang marah, petugas bank harus bersikap empati, artinya mendengarkan
keluhan tersebut dengan penuh pengertian. Jangan sampai nasabah kehilangan
muka, hindarkan jawaban “saya tidak dapat membantu anda” atau “bukan tanggung
jawab saya”.
Biarkan dulu nasabah melampiaskan keluhan, tunjukkan pengertian anda dan
hadapi dengan bijaksana.
2.
Tangani keluhan dengan cepat dan akurat. Setelah
mendengarkan keluhan, memahami masalah yang dihaadapi nasabah, segera hadapi
dengan cepat, ramah dan meyakinkan. Jelaskan cara penyelesaiannya.
D.
Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty)
Perusahaan pada umumnya menginginkan pelanggan yang diciptakannya
dapat dipertahankan selamanya. Dalam jangka panjang, loyalitas pelanggan
menjadi tujuan bagi perencanaan pasar stratejik, selain itu juga dijadikan dasar
bagi pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Loyalitas pelanggan
merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan
untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu jasa/produk yang dihasilkan
oleh suatu badan usaha. Sedangkan Griffin (1995) berpendapat bahwa seseorang
pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan
perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan
pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu.
Pelanggan
(Customer) berbeda dengan konsumen (Consumer), seorang dapat dikatakan sebagai
pelanggan apabila orang tersebut mulai membiasakan diri untuk membeli produk
atau jasa yang ditawarkan oleh badan usaha. Kebiasaan tersebut dapat dibangun
melalui pembelian berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, apabila dalam
jangka waktu tertentu tidak melakukan pembelian ulang maka orang tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai pelanggan tetapi sebagai seorang pembeli atau konsumen.
E.
Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan
mulai bersaing untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya agar pelanggan
mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap jasa layanan Iklan yang ditawarkan
oleh perusahaan.
Keterangan: Dalam pasar yang tingkat persaingan cukup tinggi,
kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan saling berhubungan. Hal ini dapat
disebabkan karena dalam kondisi ini banyak badan usaha yang menawarkan produk
dan jasa sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan produk pengganti dan cost
switching sangat rendah, dengan demikian produk atau jasa menjadi tidak begitu
berarti bagi konsumen. Hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas
pelanggan tersebut diatas digambarkan garis lurus dan searah, yang artinya
adalah bila badan usaha meningkatkan kepuasan kepada pelanggan maka loyalitas
pelanggan juga akan meningkat begitu pula sebaliknya bila badan usaha
menurunkan kepuasan pelanggan maka secara otomatis loyalitas pelanggan juga
akan menurun. Jadi dalam hal ini kepuasan pelanggan merupakan penyebab
terjadinya loyalitas pelanggan sehingga kepuasan pelanggan sangat mempengaruhi
loyalitas pelanggan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepuasan pelenggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari pelenggan dapat terpenuhi
yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang
berlanjut. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan
keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas akan terus melakukan
pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula sebaliknya jika tanpa ada
kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan
pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan
terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut
membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang
tersebut. Seorang
pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan
perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan
pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Upaya
memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk mempengaruhi sikap pelanggan,
sedangkan konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan dengan perilaku pelanggan
daripada sikap dari pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, Mohammad Nur Rianto, 2010, “Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah”,
Bandung: Alfabeta
Manajemen Pemasaran : Makalah Tentang Kepuasan dan Loyalitas Nasabah
Reviewed by ELIDA KUSUMAS
on
07:00
Rating:
No comments:
Note: only a member of this blog may post a comment.