Makalah HIPOTESIS PENELITIAN (metodologi penelitian)
Ini salah satu tugas di semester 3 mata kuliah Metodologi Penelitian. Kebetulan kelompokku mendapat materi Hipotesis, dan diminta untuk mencari informasi mengenai Hipotesis itu sendiri, mulai dari pengertian sampai jenis-jenisnya. Check this! :D",
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hipotesis
merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja salah. Hipotesis akan
ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat
tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang
dikumpulkan. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi
yang bersifat sementara. Sebagai konklusi tentu hipotesis tidak dibuat dengan
semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu.
Hipotesis-hipotesis selalu
merupakan petunjuk jalan bagi kegiatan-kegiatan dalam perencanaan pola-pola
researchnya, dimana data akan dikumpulkan, teknik analisis, dan arah
penyimpulannya. Pengetahuan
ini sebagian diambil dari hasil-hasil serta problematik-problematik yang timbul
dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas
dasar pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan eksploratif yang dilakukan sendiri. Hipotesis kerja harus
dinyatakan dalam bentuk statemen, tidak boleh dalam bentuk pertanyaan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
b. Apa yang dimaksud dengan menguji
hipotesis?
c. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
d. Bagaimana Hipotesis
kerja sebagai generalisasi alamiah?
e. Bagaimana Tahap
analisis data secara umum?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui maksud dari
hipotesis
b. Untuk mengetahui maksud dari menguji
hipotesis
c. Untuk mengetahui jenis-jenis
hipotesis
d. Untuk mengetahui Hipotesis
kerja sebagai generalisasi alamiah
e. Untuk mengetahui Tahap
analisis data secara umum
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pengertian Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Hipotesis
merupakan salah satu unsur teori yang didapat melalui analisis perbandingan.
Analisis perbandingan antara kelompok tidak hanya menganalisis kategori, tetapi
mempercepat adanya hubungan yang disimpulkan antara kelompok tersebut, dan hal
itu dinamakan hipotesis kerja. Yang perlu ditekankan di sini ialah bahwa status
hipotesis kerja ialah sesuatu yang disarankan, bahkan sesuatu yang diuji di
antara hubungan kategori dan kawasannya. Perlu pula dikemukakan bahwa hipotesis
kerja senantiasa diverifikasi sepanjang penelitian itu berlangsung.
Pertanyaan
yang perlu dijawab selanjutnya ialah, kapan penyusunan hipotesis kerja itu
dilakukan? Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah disusun terlebih
dahulu dan penelitian kualitatif lainnya masih ada yang tetap menggunakan cara
demikian. Namun, pada penelitian kualitatif, peneliti segera akan terlibat
dalam arena pembentukan hipotesis kerja sejak awal terjun ke lapangan
penelitian. Penyusunan hipotesis kerja itu dilakukan terlepas dari apakah ia
mulai dari kosong ataukah ia mulai dengan sejumlah maksud tertentu yang
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Jadi,
dengan demikian peneliti sejak awal penelitian lapangan akan aktif menyusun
hipotesis kerja dalam rangka pembentukan teori. Keaktifan tersebut mencakup
baik penyusunan hipotesis kerja baru maupun verifikasi hipotesis kerja melalui
perbandingan antar kelompok, hipotesis kerja ganda demikian akan dicari dan
ditemukan secara simultan pada setiap langkah penelitian, yaitu pada tahap
pengumpulan data, pemberian kode, maupun pada tahap analisis data. Perlu pula
dikemukakan bahwa sebagian akan dicari dan ditemukan dalam jangka waktu yang
lama karena pembentukan ataupun verifikasinya berkaitan dengan perkembangan
peristiwa sosial tertentu. Sementara itu hipotesis kerja baru terus menerus
diusahakan agar dapat ditemukan.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau
lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut
mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana
perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya,
hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan
penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat
dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin
ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat
oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan
penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang
berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna
dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis
tersebut.
Perbedaan
penelitian kualitatif dengan kuantitatif ditinjau dari aspek Hipotesis
hipotesis
|
Deskriptif, korelasional,
perbandingan-kausal, dan eksperimen
|
Cenderung untuk mencari dan menemukan
dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis
dilihat sebagai sesuatu yang tentative, berkembang, dan didasarkan pada
sesuatu studi tertentu.
|
Penelitian
kualitatif juga mengenal adanya hipotesis kerja dan pada dasarnya hal itu telah
menjadi teori substantive. Hanya bedanya hipotesis kerja dirumuskan sementara
data dikumpulkan, jadi tidak disusun sebelumnya. Hipotesis keja demikian dapat
lebih disempurnakan sementara pengumpulan data berlangsung. Hal demikian tidak
mungkin dilakukan pada penelitian kuantitatif. Pengujian hipotesis kerja juga
dilakukan dalam rangka reduksi data.
Unsur teori (hipotesis) dan contohnya
Unsur teori
|
Jenis teori
|
|
Substantif
|
Formal
|
|
Hipotesis kerja
|
Makin tinggi kerugian masyarakat dari
pasien yang meninggal,
1)
Makin baik
perawatannya
2)
Makin banyak
perawat yang mengembangkan alasan kematian untuk menjelaskan kematiannya.
|
Makin tinggi nilai masyarakt seseorang
makin kurang penundaan pelayanan yang diterimanya dari para ahli.
|
2. Menguji Hipotesis
Suatu hipotesis harus dapat diuji
berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat
diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang
diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan
hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang
peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia
dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang
diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin,
jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus
menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
3.
Jenis-jenis
Hipotesis
Menurut Suharsimi
Arikunto, jenis Hipotesis penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua
yaitu :
1.
Hipotesis Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok.
2.
Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesis nol sering juga disebut Hipotesis
statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik,
yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat
penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
kerja dan hipotesis nihil (nol).
4. Hipotesis kerja
sebagai generalisasi alamiah
Hipotesis
kerja berasal dari perumusan klasik (Cronbach, 1975), kemudian ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba (1985:123-125). Menurut Cronbach, jika penelitian berpindah
dari satu situasi ke situasi yang lain, tugasnya menguraikan dan menafsirkan
akibat yang baru. Hal itu dilakukan dalam kerangka kenaikan yang ditemukan
dalam setiap situasi yang baru. Generalisasi barulah datang kemudian. Jika kita
memberikan bobot yang tepat terhadap kondisi setempat, generalisasi apa pun
yang ditarik merupakan hipotesis kerja bukanlah kesimpulan.
Kondisi
setempat membuat seseorang sukar sekali mengadakan generalisasi. Masalahnya
terletak senantiasa pada adanya perbedaan dalam konteks dari satu situasi ke
situasi lainnya, bahkan pada satu situasi pun terjadi perbedaan sepanjang masa.
Jadi, bagaimanakah seseorang mengatakan bahwa satu hipotesis kerja yang
dikembangkan pada konteks A dapat diaplikasikan pada konteks B? Menurut Lincoln
dan Guba (1985:123-125) hal itu dapat dicapai melalui penerapan criteria
empiris dan strategis deskripsi suatu situasi. Kriteria tersebut adalah
dapatnya ditransfer dan kesamaan (simillarity) antara dua konteks yang
dinamakan kecocokan (fittingness). Kecocokan didefinisikan sebagai derajat
kesesuaian antara konteks pengirim dan penerima. Jika konteks A dan konteks B
secukupnya sesuai (congruence), maka hipotesis kerja konteks pengirim
sebelumnya dapat diaplikasikan pada konteks penerima.
Sewaktu
memanfaatkan generalisasi dalam bentuk hipotesis kerja tersebut, tetap ada
persoalan yang dihadapi ditinjau dari segi paradigma alamiah. Seorang peneliti
tidaklah cukup apabila hanya mengasumsikan bahwa kedua konteks, baik pengirim
maupun penerima, itu sama. Hal demikian lazim dilakukan dalam penelitian
konvensional, yaitu menggeneralisasikan suatu konsep dengan jalan mengasumsikan
bahwa konteks teresebut berasal dari konteks sampel yang representative,
kemudian digeneralisasikan pada populasi yang diasumsikan memiliki cirri-ciri
yang sama.
Dari
segi penelitian kualitatif hal demikian belumlah cukup. Peneliti yang ingin
membuat keputusan tentang dapatnya dialihkan hal tersebut, jelas masih
bergantung pada kriteria kecocokannya. Untuk itu seseorang memerlukan informasi
tentang kedua konteks teresebut agar keputusan yang dibuat benar-benar
terjamin. Peneliti sangat perlu menyediakan informasi yang cukup sebagai dasar
membuat keputusan. Informasi ini dinamakan uraian rinci. Menyusun uraian rinci
merupakan strategi suatu situasi.
Menyusun
uraian rinci pada dasarnya bergantung pada focus konteks. Uraian tersebut
hendaknya memaparkan secara khusus segala sesuatu yang perlu diketahui oleh
pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan.
5. Tahap analisis
data secara umum
Menemukan tema dan
merumuskan hipotesis kerja.
Sejak
menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan tema dan
hipotesis kerja. Pada analisis yang dilakukan secara lebih intensif, tema dan
hipotesis kerja lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan
menggabungkan data dari sumber-sumber lainnya. Sebenarnya tidak ada formula
yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis kerja.
Menganalisis
berdasarkan hipotesis kerja
Sesudah
menformulasikan hipotesis kerja, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya
dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis kerja itu didukung atau ditunjang
oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal demikian peneliti barangkali akan
mengubah, menggabungkan, atau membuang beberapa hipotesis kerja.
Apabila
peneliti telah menemukan seperangkat hipotesis kerja dasar, maka pekerjaan
selanjutnya adalah menyusun kode tersendiri atas dasar hipotesis kerja dasar
tersebut. Data yang telah teresusun dikelompokkan berdasarkan hipotesis kerja
dasar tersebut. Beberapa jumlah data yang menunjang suatu hipotesis kerja dasar
bergantung pada kualitas dan kuantitas data dan bergantung pula pada perhatian
dan tujuan penelitian. Data yang dikode tidak perlu secara ketat menunjang
hanya satu hipotesis kerja, artinya satu data barangkali menunjang dua atau
lebih hipotesis kerja.
Pekerjaan
analisis demikian memerlukan ketekunan, ketelitian, dan perhatian khusus serta
kemampuan khusus pada peneliti. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti sendiri
yang melakukannya. Apabila ia memerlukan bantuan tenaga, tenaga pembantu itu
hanyalah membantu mencarikan atau menemukan data, dan peneliti sendirilah yang
memutuskan apakah menunjang atau tidak menunjang hipotesis kerja tertentu.
Sehubungan dengan itu, seyogianya peneliti tidak menyewakan pekerjaan analisis
data ini pada orang lain, tidak peduli apakah dia ahli ataupun berpengalaman.
Pekerjaan
mencari dan menemukan data yang menunjang atau tidak menunjang hipotesis kerja
pada dasarnya memerlukan seperangkat kriteria tertentu. Kriteria ini perlu
didasarkan atas pengalaman, pengetahuan, atau teori tertentu sehingga akan
sangat membantu pekerjaan ini. Kriteria itu dapat ditetapkan secara kasar
sementara data sudah mulai masuk dan ditetepkan pada saat mengadakan peemberian
kode pada data.
Menyusun hipotesis
kerja
Hal
ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposional,
hipotesis kerja ini sudah merupakan teori substantive (yaitu teori yang berasal
dan masih terkait dengan data).
Hipotesis
kerja itu hendaknya terkait dan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian.
Secara garis besar analisis data menurut metode perbandingan tetap adalah
sebagai yang dikemukakan tersebut di atas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Status hipotesis kerja ialah sesuatu
yang disarankan, bahkan sesuatu yang diuji di antara hubungan kategori dan
kawasannya. Perlu pula dikemukakan bahwa hipotesis kerja senantiasa
diverifikasi sepanjang penelitian itu berlangsung.
Suatu
hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa
yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi
empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data,
selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau
menolak hipotesis.
Jenis-jenis
hipotesis:
1.
Hipotesis Kerja,
atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha)
2. Hipotesis
Nol (Null hypotheses) Ho
Peneliti
sangat perlu menyediakan informasi yang cukup sebagai dasar membuat keputusan.
Informasi ini dinamakan uraian rinci. Menyusun uraian rinci merupakan strategi
suatu situasi. Menyusun uraian rinci pada dasarnya bergantung pada focus
konteks. Uraian tersebut hendaknya memaparkan secara khusus segala sesuatu yang
perlu diketahui oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan.
Tahap analisis data
secara umum:
1.
Menemukan tema
dan merumuskan hipotesis kerja.
2.
Menganalisis
berdasarkan hipotesis kerja
3.
Menyusun
hipotesis kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Sutrisno, 1987,
“Metode Research:, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada Yogyakata
Moleong, Lexy J.,2013, “Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”,Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Salim, Agus, 2006,
“Teori dan Paradigma Penelitian Sosial”, Yogyakarta: Tiara Wacana
Makalah HIPOTESIS PENELITIAN (metodologi penelitian)
Reviewed by ELIDA KUSUMAS
on
04:37
Rating:
teng sob..............
ReplyDelete(Y)