Essay PPKN semester 1.
Tugas Kuliah PPKN:
Perguruan
Tinggi merupakan sebuah institusi yang banyak dijadikan sasaran oleh
orang-orang yang ingin melanjutkan sekolah kejenjang lebih tinggi. Kebanyakan
dari lulusan SMA dan sederajat, bahkan ada juga lulusan SMK yang lebih memilih
melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi dari pada langsung terjun di dunia
kerja. Anak didik yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi kebanyakan berasal dari
pemikiran murni mereka untuk melanjutkan pendidikan dan dorongan dari orang
tua. Artinya, mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi
mempunyai impian yang tidak hanya sekedar gengsi terhadap orang lain, namun
impian untuk menjadi orang yang sukses.
Perjuangan untuk diterima di Perguruan Tinggi
tidak semudah membalikkan telapak tangan, apalagi bagi anak didik yang
mempunyai intelegensi pas-pasan. Tidak hanya anak didik yang berlomba dalam
mendapatkan kursi di Perguruan Tinggi, namun orang tua juga berjuang untuk
anaknya meskipun hanya berdoa dan memberi semangat. Ada kebanggaan dan harapan
tersendiri bagi orang tua jika anaknya dapat melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi. Harapan yang tentunya untuk masa depan sang anak dalam
menjalani kehidupan yang lebih mandiri dikemudian hari.
Perguruan Tinggi juga merupakan wadah dalam
menghasilkan generasi penerus bangsa yang bermutu dan berkualitas. Perguruan
tinggi mempunyai tugas dalam membentuk mahasiswanya agar mempunyai karakter. Pendidikan yang diberikan Perguruan Tinggi mengarahkan mahasiswa pada perjuangan dalam
mendekatkan realita dengan kondisi ideal. Melalui
mahasiswa pula, suatu bangsa akan mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan
bangsa lain.
Dengan adanya keinginan dari
anak didik dan dorongan orang tua tersebut, menjadi point plus bagi harapan bangsa untuk memiliki penerus yang
berkualitas. Secara tidak langsung telah berpartisipasi dalam mewujudkan
terciptanya Negara yang maju. Karena di dalam Perguruan Tinggi akan banyak
sekali pengalaman yang dapat dialami. Dari pengalaman-pengalaman itulah yang
nantinya akan membentuk karakter bagi setiap individu mahasiswa.
Dari Perguruan Tinggi itulah
nantinya seorang mahasiswa akan mencari jati diri mereka. Dengan berbagai
kegiatan yang ada, mahasiswa akan dituntut aktif dalam segala hal yang
berkaitan dengan pembentukan karakter. Mahasiswa juga dituntut untuk hidup
mandiri, karena masa kuliah merupakan fase menuju kehidupan dewasa. Untuk itu,
para calon mahasiswa harus siap memasuki dunia yang bebas, namun harus
mempertanggung jawabkan kebebasannya tersebut. Maksudnya adalah seseorang yang
sudah menjadi mahasiswa bukanlah anak kecil lagi yang banyak meminta kepada
orang tua. Bahkan orang tua cenderung membebaskan namun tetap dengan kepercayaan
dan segala aturan yang harus dipertanggung jawaban. Karena mahasiswa dipandang
sudah memiliki pemikiran yang tinggi dalam menghadapi setiap fenomena
kehidupan.
Di
dalam dunia mahasiswa banyak sekali aktivitas yang dijalankan, tidak hanya di
dalam lingkungan kampus, namun juga di luar kampus. Mahasiswa bebas menyalurkan
aspirasinya kepada semua orang. Mereka bebas menentukan piliahan sesuai yang
mereka yakini dan sukai. Namun, tidak sedikit tindakan yang dilakukan mahasiswa
yang bersifat negatif meskipun tujuannya positif. Seperti fenomena-fenomena
domonstrasi yang banyak dilakukan oleh mahasiswa yang bertujuan
agar pemerintah dapat mendengar aspirasi masyarakat yang dalam hal ini
diwakilkan oleh mahasiswa.
Mahasiswa
sama sekali tidak bisa dipisahkan dari kegiatan demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan
oleh mahasiswa sebagai bentuk penyaluran aspirasi. Aspirasi terhadap
tuntutan-tuntutan bahkan pertentangan kepada pemerintah. Oleh karena itu, demonstrasi dirasa sebagai sebuah
kegiatan yang efektif untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi kepada para
petinggi negeri.
Gerakan mahasiswa merupakan gerakan yang berusaha untuk
mengerakkan atau memobilisasi golongan mahasiswa maupun masyarakat secara
kolektif. Gerakan ini di lakukan untuk mewujudkan kesadaran politik setiap
individu masyarakat demi menentang segala penindasan yang di lakukan oleh
negara. Untuk mencapai keberhasilan perlu suatu gerakan yang kuat dan bersatu
padu serta ide, gagasan dan tindakan politik yang radikal. Tegasnya, konsep
gerakan sosial yang dibangun oleh mahasiswa merupakan suatu gerakan yang
mempunyai bentuk tingkah laku serta budaya tersendiri.
Gerakan mahasiswa mempunyai peranan yang sangat besar untuk
perubahan masyarakat. Mahasiswa selalu mengambil peran sebagai pelopor dalam
setiap perubahan. Keinginan yang sangat besar untuk melakukan perubahan adalah
sifat yang sudah melekat pada mahasiswa yang berpikir kritis. Walaupun harus
diakui segala gerakan dan tindakan mereka tidak selamanya benar, akan tetapi
apa yang telah dikritik dan dilakukan oleh mahasiswa kadangkala akan
menyadarkan nurani masyarakat.
Namun, saat ini pencitraan negatif menyelimuti aksi
mahasiswa dalam melakukan demonstrasi yaitu aksi anarkis mahasiswa dalam
demonstrasinya di jalan, mulai dari pengrusakan terhadap fasilitas umum,
memblokir jalan, membakar ban yang tentunya sangat merugikan masyarakat. Anarkisme,
tawuran, dan kekerasan-kekerasan lainnya jelas sama sekali tidak lekat dengan
nilai-nilai luhur yang tersemat pada mahasiswa sebagai agen perubahan. Gerakan
mahasiswa yang berbasis pada kekuatan moral (moral force) yang diembannya
sebagai cermin dari orang yang berpendidikan (educated person). Saar ini yang
ditonjolkan oleh mahasiswa dalam demonstrasinya lebih kepada tindakan anarkisme
dibandingkan dengan tawaran solutif yang diajukan atas sebuah ketidakadilan.
Jika mahasiswa belum mampu bersikap cerdas dalam setiap demonstrasinya dengan
masih bertindak amoral keluar dari ciri mahasiswa ideal sebenarnya, maka
mahasiswa tak ubahnya seorang preman berpendidikan.
Masalah lain yang juga penting adalah perihal idealisme
mahasiswa, karena idealisme dan mahasiswa adalah bagian yang tak seharusnya
terpisahkan karena idealisme merupakan identitas yang melekat pada mahasiswa.
Karena idealisme sangat dimungkinkan luntur manakala mahasiswa berada dalam
kubangan hegemoni kekuasaan. Berdasarkan alasan ini maka idealisme mahasiswa
harus tergambar baik dalam orasi demonstrasi secara teori maupun dalam
praktiknya. Jika selama ini ada image bahwa oposisi yang dilakukan oleh
mahasiswa terkesan acuh tak acuh terhadap pemerintahan, maka image ini harus
dirubah dengan menggerakan mahasiswa melalui demonstrasi yang mampu
mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah terkait masalah politik, ekonomi
dan sebagainya lagi-lagi dan hanya untuk kepentingan rakyat tidak karena
kepentingan-kepentingan sesaat dengan kata lain idealisme mahasiswa dengan
kekuatan berbasis moral (moral force) yang menjadi tulang punggung rakyat harus
tetap menyala, terbebas dan independen.
Secara general, gerakan perlawanan mahasiswa lahir karena
ada beberapa faktor diantaranya; masalah pendidikan, diskriminasi rasial,
perlombaan persenjataan, kemiskinan, politik kolonialisme dan imperialisme.
Gerakan perlawanan mahasiswa bukan hanya disebabkan oleh faktor di
sekelilingnya akan tetapi juga meliputi faktor eksternal.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan munculnya tindakan anarkis dalam demonstrasi antara lain :
1. Sikap Demonstran
Yang Menganggap Pendapat Mereka Paling Benar Dan Harus Dituruti
Para
demonstran menganggap bahwa aspirasi atau pendapat yang mereka suarakan
merupakan aspirasi yang benar, mereka juga menganggap bahwa aspirasi yang
mereka suarakan merupakan aspirasi yang mewakili suara hati seluruh rakyat
Indonesia, dengan dasar itulah mereka menganggap bahwa apa yang mereka
pikirkan, apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka lakukan merupakan hal
yang benar dan mereka menginginkan agar apa yang mereka suarakan bisa terealisasikan.
Dengan dasar kebenaran ini, maka dalam pelaksanaan demonstrasi para demonstran
bukan hanya sekedar mengemukakan pendapat namun lebih mengarah pada memaksakan
pendapat, sehingga untuk memaksakan kehendaknya ini mereka melakukan tindakan
anarkis. Jadi tindakan anarkis yang di lakukan merupakan wujud dari pemaksaan
kehendak, dengan harapan agar kehendak atau aspirasi yang mereka suarakan dapat
diperhatikan.
2. Suasana
Panas, Sesak Dan Penat Akan Membuat Para Demonstran Cenderung Mudah Terpancing
Emosi
Anarkisme
juga bisa disebabkan karena situasi ketika demo terjadi, umumnya dalam suatu
demonstrasi memerlukan waktu yang tidak sebentar dan dilakukan di siang hari,
suasana yang panas, sesak dan penat akan mudah membuat para demonstran untuk
terpancing emosinya dan mudah marah. Ketika demonstrasi kondisi fisik dari para
anggota juga pasti mengalami kelelahan, dengan kondisi ini jika dalam suasana
yang panas atau hujan deras maka akan membuat para demonstran mudah marah, hal
ini akan mengakibatkan tindakan anarkis, jika salah satu anggota lain akan
mudah tertular untuk melakukan tindakan yang serupa.
3. Tidak Ada
Perwakilan Yang Bersedia Menanggapi Dan Berbicara Dengan Para Demostran
Ketika
ada niat untuk melakukan demonstrasi, tentunya suatu kelompok atau pihak yang
akan melakukan demonstrasi sudah mempunyai suatu pandangan, gagasan atau
pemikiran yang mereka yakini kebenarannya, inilah yang nantinya akan mereka
suarakan dengan harapan apa yang meraka suarakan bisa menjadi kenyataan, atau
paling tidak mendapatkan tanggapan dari pihak yang mereka harapakan. Namum
banyak kejadian ketika ada demonstrasi tidak ada satu pun orang yang bersedia
menemui para demonstran untuk berbicara dengan member penjelasan, hal ini
membuat para demonstran kecewa, marah hingga melakukan tindakan anarkis sebagai
luapan emosinya. Solidaritas yang tinggi antara para anggota demonstran. Dalam
suatu demonstrasi umumnya, para demonstran memiliki solidaritas yang sangat
tinggi antara anggota satu dengan anggota yang lainnya, jika salah satu anggota
melakukan hal yang baik maka kemungkinan besar anggota yang lain akan melakukan
hal yang sama, tetapi yang dalam demo selama ini khususnya di tahun 2010
bukanlah solidaritas yang baik, tetapi lebih mengarah pada solidaritas yang
buruk, jika salah satu anggota berteriak SBY maling, maka yang lain juga akan
melakukan hal yang sama. Salah satu hal yang menyebabkan tindakan anarkis dalam
demonstrasi adalah kuatnya solidaritas antara demonstran satu dengan yang lainnya.
Tindakan anarkis awalnya hanya dilakukan oleh satu atau beberapa orang saja,
namun karena para demonstran kesamaan Visi, Misi dan tujuan maka mereka
mempunyai solidaritas yang tinggi. Jika salah seorang anggota melakukan
tindakan anarkis maka anggota yang lain akan melakukan tindakan yang sama, jika
salah seorang anggota di amankan oleh pihak kepolisian maka anggota yang
lainakan berusaha menyelamatkan rekannya. Hal ini terkadang memicu kerusuhan
antara demonstran dengan aparat kepolisian.
4. Kerusuhan
Dalam Demo yang Sudah Di Rencanakan
Salah
satu faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dalam demo yaitu, kerusuhan dalam
demonstrasi memang sudah direncanakan sebelumnya. Kerusuhan ini biasanya
dilakukan oleh lawan politik atau pihak-pihak lain yang tidak suka dengan
pemerintahan yang sedang berjalan.
5. Adanya
Provokasi
Demonstrasi
tentunya melibatkan banyak orang, hal ini membuat situasi sangat sulit untuk
dikontrol dan dikendalikan, selain itu banyaknya demonstran juga sangat rawan
dengan provokasi, baik provokasi dari dalam maupun dari luar. Provokasi dari
dalam biasanya dilakukan oleh salah satu anggota demonstran yang mempunyai
kecenderungan prilaku menyimpang dalam keseharianya, sehingga dimanapun orang
tersebut berada maka akan ada potensi untuk rusuh akibat perilaku yang
dilakukannya. Lalu provokasi juga mungkin dilakukan oleh pihak-pihak luar yang
menginginkan suasana demo menjadi rusuh. Dalam suatu demonstrasi umumnya pihak
atau kelompok yang melakukan demo mempunyai Visi dan Misi yang sama, sehingga
dengan kesamaan ini para demonstran cenderung memiliki solidaritas yang tinggi
antara sesama anggota. Sehingga jika salah satu anggota melakukan tindakan
anarkis maka anggota yang lain juga akan akan sangat mudah untuk mengikuti
tindakan tersebut.
Oleh karena itu, Perguruan Tinggi
sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan penting untuk mengontrol para
mahasiswanya dalam segala kegiatan. Membantu pembentukan karakter para
mahasiswanya dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan. Memberikan pengarahan atas
apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan aksi-aksi demokrasi. Menumbuhkan
sikap professional dan kritis tanpa adanya aksi anarkis. Tidak hanya Perguruan
Tinggi Negeri saja yang mempunyai tugas dalam membangun karakter bangsa, namun
Perguruan Tinggi Swasta seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah juga mempunyai
tugas yang sama. Perguruan Tinggi Muhammadiyah juga mempunyai banyak unit-unit
kegiatan mahasiswa yang dapat membantu pembentukan karakter.
Peran Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) dalam berbagai bidang pembangunan di Indonesia
antara lain dapat dilihat dari sisi potensi dan kontribusi yang dimiliki
oleh PTM di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. PTM melalui proses
pendidikan yang dilakukan semenjak Indonesia belum merdeka sampai awal abad XXI
telah mampu menghasilkan Sumber Daya Insani yang memiliki karakteristik –
keunggulan yang sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia yang sedang melakukan
pembangunan. Sumber Daya Insani yang dihasilkan oleh PTM memiliki karakteristik
yang berbeda yakni memiliki integritas –sifat religius- moralitas yang standar,
sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia.
Potensi gerakan Muhammadiyah untuk
membangun dan mencerdaskan masyarakat cukup besar dengan sejumlah lembaga yang
relatif stabil dan terorganisasi dengan baik, lebih khusus pendidikan tinggi.
Demikian pula sumber daya manusia unggulan yang berada dalam sistem organisasi
tersebut dengan fasilitas yang cukup memadai.
Melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah
diharapkan akan semakin besar lapisan umat yang mampu melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan berbasis profesionalisme dan lahirnya generasi umat yang
memiliki kesadaran memperadabkan umat. Muhammadiyah membawa pesan pencerahan
dari zaman ke zaman dan turut terlibat dalam proses pembangunan peradaban umat.
Hal itu dilakukan melalui upaya penerjemahan pengetahuan untuk membentuk
karakter yang tepat dan menyiapkan pemimpin-pemimpin yang kompeten.
Kegiatan kampus ataupun
organisasi-organisasi yang diikuti menjadi wadah bagi mahasiswa untuk membentuk
semua itu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hanya sekian persen kemampuan
akademik dibutuhkan ketika pasca kampus. Sisanya adalah softskill
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan memimpin dan kemampuan-kemampuan
lain yang tidak didapat saat kuliah. Oleh karena itu, pentingnya berorganisasi
bagi calon kader pemimpin bangsa yang berkarakter. Pemimpin muda berkarakter
adalah mereka yang kredibel mempunyai mental melimpah, integritas yang tinggi,
dan kematangan dalam segi akademik maupun non akademik. Mahasiswa sebagai kader
penyuplai para pemimpin muda masa depan tentunya harus selesai dengan urusannya
sendiri sebelum menjadi seorang yang mempunyai visi kedepannya.
Salah satunya adalah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM. Di dalam organisasi tersebut, mahasiswa
akan dilatih menjadi kader-kader Muhammadiyah. Mahasiswa dilatih untuk berfikir
kritis dalam menghadapi problematika kehidupan. Mereka dilatih untuk berbicara,
mengemukakan pendapat atau argumentasi, mengeluarkan apa yang ada dibenak
pikiran mereka secara sistematis. Mereka diajak untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai keIslaman.
Kader Muhammadiyah
merupakan pelopor utama dalam pembangunan sumberdaya manusia di Indonesia.
Sebagai organisasi mahasiswa, IMM berperan dalam pembentukan masyarakat yang
kritis terhadap zaman, korektif terhadap penyimpangan yang terjadi di
masyarakat, dan sikap konstruktif untuk memperbaiki keadaan sebagai jalan lain
dari kemunduran.
Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam
yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Keberadaan
IMM merupakan substansi pokok dalam tubuh kemahasiswaan dalam rangka menanamkan
pola ideologi dasar perjuangan Muhammadiyah. Sebagai sarana pembangunan
generasi muda yang memiliki kapabilitas ilmiah dan nurani diharap organisasi
ini mampu mengepakkan sayap dakwah serta gerakan tajdid (rejuvenasi
islam) keranah mahasiswa dan masyarakat. Nalar kritis dan emansipatoris
berdasar tata nilai ilmiah dan kemanusiaan serta berlandaskan nilai muatan
Muhammadiyah merupakan langkah pembinaan moral dalam tubuh kader IMM.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai generasi muda bangsa Indonesia menjadi bagian yang tak bisa mengelakkan diri dari berbagai kejadian, kecenderungan dan perubahan yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia baik dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasionalnya maupun konsekwensi interaksi antar bangsa-bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk memiliki kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia dalam berbagai sektor; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum dan lainnya. Keniscayaan ini menjadi sangat vital karena IMM bersama generasi muda lainnya adalah tumpuan harapan pelanjut nasib bangsa. Maka IMM perlu segera melakukan antisipasi dan terapi yang tepat dalam memainkan perannya untuk pemenangan masa depan.
Dengan pendidikan kader-kader Muhammadiyah tersebut diharapkan para mahasiswa yang notabene sebagai generasi penerus bangsa mampu membangun bangsa ini menjadi bangsa yang syarat akan keharmonisan. Dalam pergerakan demokrasi, mahasiswa boleh saja melakukan demonstrasi, namun harus beretika baik dan menjunjung tinggi profesionalisme tanpa ada anarkisme. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa besar apabila sumber daya manusianya mempunyai tanggung jawab. Terutama bagi generasi penerus bangsa, yaitu mahasiswa yang menjadi ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Dengan ide atau gagasan-gagasan yang mendasar dapat membangun peradaban bangsa yang lebih maju dan mempunyai karakter.
Essay PPKN semester 1.
Reviewed by ELIDA KUSUMAS
on
18:30
Rating:
No comments:
Note: only a member of this blog may post a comment.