Manajemen - Gaya Kepemimpinan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
dapat diartikan sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam
melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana
didefinisikan oleh Stoner, Freeman dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the prosses of directing and influencing the
task-related activities of group members. Kepemimpinan adalah proses dalam
mengarahkan dan memengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang
harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian
kepemimpinan menjadi 2 konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut.
Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para
pemimpin, yaitu proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untk
memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, memotivasi mereka untuk
mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif
dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan
karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemipin
dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi
perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuaatan, sehingga orang-orang yang
dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
Dalam sejarah
kehidupan manusia sudah sangat banyak pengalaman kepemimpinan yang dapat
dipelajari. Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan
berasal dari kata dasar “pimpin”. Dengan mendapat awalan “me” menjadi
“memimpin” maka berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Dengan kata
lain pemimpin adalah orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai.
Bertolak dari kata pemimpin berkembang pula kata kepemimpinan, berupa penambah
awalan “ke” dan akhiran “-an” pada kata pemimpin. Kata kepemimpinan menunjukkan
pada semua perihal dalam memimpin, termasuk juga kegiatannya.
Dilihat dari
segi Islam, kepemimpinan artinya kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan
menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT. Kegiatan itu bermaksud untuk
menumbuhkembangkan kemampuan mengerjakannya sendiri di lingkungan orang-orang
yang dipimpin, dalam usahanya mencapai ridha Allah SWT selama kehidupannya di
dunia dan di akhirat kelak.
Dari sisi lain
secara empiris terlihat bahwa kepemimpinan merupakan proses yang berisi rangkaian
kegiatan yang saling pengaruh-mempengaruhi, berkesinambungan dan terarah pada
suatu tujuan. Rangkaian kegiatan itu berwujud kemampuan mempengaruhi dan
mengarahkan perasaan dan pikiran orang lain, agar bersedia melakukan sesuatu
yang diinginkan pemimpin dan terarah pada tujuan yang telah disepakati bersama.
Di dalam kegiatan tersebut termasuk juga kemampuan memotivasi atau menggerakkan
seseorang atau sejumlah orang, agar berbuat sesuatu sebagaimana disebutkan di
atas.
B.
Dinamika
Kepemimpinan
Sejak masa lalu
hingga sekarang ini berbagai pihak berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan
seni. Perwujudannya sebagai seni yang rumit dan berliku-liku, bervariasi dan
tidak sama antara pemimpin yang satu dengan yang lain. Di pihak lain banyak
juga orang yang berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan ilmu yang dapat
diungkapkan, diuraikan dan dilaksanakan secara ilmiah, oleh karena itu,
kepemimpinan dipandang sebagai kemampuan yang dapat dipelajari oleh setiap
orang yang memerlukannya.
Kepemimpinan
sebagai seni sangat tergantung dan dipengaruhi oleh factor bakat. Tidak semua
orang mempunyai bakat kepemimpinan, atau setidak-tidaknya bakat kepemimpinan
setiap orang berbeda secara efektif, berarti orang tersebut memiliki bakat
kepemimpinan yang kualitasnya baik dan kuantitasnya besar. Berbeda dengan
pendapat bahwa kepemimpinan sebagai ilmu, yang menitikberatkan kepemimpinan
pada proses belajar dan latihan. Dengan demikian berarti kepemimpinan akan
berlangsung efektif, bilamana berada di tangan orang-orang berpengalaman atau
terlatih dalam memimpin.
Uraian di atas
mengisyaratkan bahwa kepemimpinan merupakan aktivitas manusia yang kompleks,
unik dan bervariasi. Kondisi seperti itu berarti juga kepemimpinan merupakan
masalah manusia yang bersifat situasional, sehingga tidak mudah dilaksanakan
jika semata-mata mengandalkan teori dan pengalaman ang bersifat rutin.
Kepemimpinan yang efektif tidak dapat lain daripada realisasi perpaduan bakat
dan pengalaman kepemimpinan dalam situasi yang berubah-ubah karena berlangsung
melalui interaksi antarsesama manusia.
C.
Hubungan
Manusiawi dalam Kepemimpinan
Manusia tidak
dapat hidup sendiri dan menyendiri di muka bumi ini. Manusia antara satu dengan
yang lain saling membutuhkan. Oleh karena itu manusia memerlukan hubungan
manusiawi yang efektif untuk saling mengenal. Di lingkungan umat Islam satiap
pemimpin memikul kewajiban dan tanggung jawab menciptakan dan membina hubungan
manusiawi yang efektif, tidak saja dalam kepemimpinan bidang agama, tetapi juga
dalam semua bidang kehidupan manusia termasuk dalam organisasi sebuah Bank
Syariah.
Ada 4 aspek
kepemimpinan,
1. Pengikut
Pengikut
adalah orang-orang yang mengikuti para pemimpin untuk melakukan sesuatu
2. Perbedaan
kekuasaan
Adanya perbedaan kekuasaan antara pemimpin dan yang
dipimpin
3. Penggunaan
kekuasaan untuk memengaruhi
Adanya
pebedaan kekuasaaan melahirkan konsekuensi logis bahwa pemimpin memiliki
kekuasaan lebih untuk dapat memengaruhi para pengikut atau pegawainya. Yang
perlu dipengaruhi oleh para pemimpin dengan kekuasaan yang dimilikinya adalah
perilaku para pegawai atau pengikut agar mau melakukan tindakan untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
4. Nilai
yang dibangun
Pemimpin
juga perlu memahami bahwa dirinya bukan sekedar berkuasa, akan tetapi perlu
mendorong terwujudnya suatu nilai positif yang dapat memberikan perubahan
positif kepada semua anggota organisasi.
D.
Beberapa
Pendekatan Mengenai Kepemimpinan
1. Pendekatan
perilaku mengenai kepemimpinan
Pendekatan
perilaku lebih menfokuskan kepada beberapa tindakan yang dilakukan oleh
pemimpin, seperti bagaimana mereka melakukan delegasi, bagaimana mereka
melakukan komunikasi dengan orang-orang, serta bagaimana mereka memotivasi para
pegawai. Perilaku, tidak seperti faktor personal, dapat dipelajari sehingga
mereka yang mendapatkan pendidikan atau pelatihan yang memadai mengenai
kepemimpinan akan mampu menjadi pemimpin yang efektif.
a. Fungsi-fungsi
kepemimpinan
Aspek ini terkait
dengan fungsi-fngsi yang akan mendukung tercapainya tim yang efektif sehngga
manajemen dapat dijalankan secara efektif dalam mencapai tujuan. Terdapat dua
fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan, dan fungsi yang terkait dengan
hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok. Fungsi yang terkait dengan tugas
atau pekerjaan memfokuskan fungsi kepemimpinan dalam menjalankan berbagai
pekerjaan atau tugas yang telah direncanakan dalam suatu organisasi. Dengan
demikian kepemimpinan yang efektif adalah ketika pemimpin mampu mempengaruhi orang-orang
untuk dapat melakukan tugas-tugas yang telah dipercayakan kepada mereka. Adapun
fungsi-fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok
memfokuskan fungsi kepemimpinan dalam upaya untuk senantiasa memelihara
kesatuan di antara sesame pekerja, pengertian dengan dan sesame mereka. Dengan
demikian pemimpin yang efektif adalah ketika pemimpin tersebut mampu
berkomunikasi dengan baik dengan tim kerja, mengajak mereka untuk senantiasa
mmelihara kebersamaan dan saling pengertian sehingga tim kerja yang ada
senantiasa terpelihara dengan baik.
b. Gaya
kepemimpinan
Terdapat dua gaya
kepemimpinan yang dapat diidentifikasi. Kedua gaya kepemimpinan tersebut adalah
kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dan kepemimpinan yang
berorientasi kepada pegawai atau orang-orang. Gaya kepemimpinan yang
berorientasi kepada pekerjaan cenderung untuk memberikan focus pada pekerjaan
dan prosedur yang harus dilakukan dalam pekerjaan, sedangkan gaya kepemimpinan
yang berorientasi kepada orang-orang cenderung untuk memberikan perhatian tim
dan memastikan bahwa seluruh orang-orang mendapatkan kepuasan setiap
pekerjaannya.
Setiap pemimpin
memiliki kecenderungan yang berbeda-beda dalam gaya kepemimpinan ini. Ada yang
cenderung pada penyelesaian pekerjaan, namun juga ada yang lebih kepada
membangun relasi sosial. Pemimpin dalam organisasi-organisasi bisnis umumnya
lebih memfokuskan pada fungsi yang terkait pada pekerjaan, manakala pemimpin di
organisasi-organisasi kemahasiswaan atau organisasi nonprofit umumnya lebih
memfokuskan pada fungsi yang terkait dengan relasi sosial.
Gaya manajemen dapat
dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
1. Improvised
management, memiliki karakteristik rendah sekali upaya yang dilakukan baik
untuk melakukan pekerjaan maupun membangun tim atau relasi sosial. Gaya
kepemimpinan seperti ini merupakan gaya kepemimpinan yang buruk dan tidak akan
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Gaya kepemimpinan ini kadangkala
dinamakan laissez-faire management.
2. Country
club management, memiliki perhatian yang tinggi pada orang-orang, namun rendah
terhadap pekerjaan. Mereka yang bergaya kepemimpinan seperti ini cocok untuk
organisasi yang tidak terlalu menekankan kepada pekerjaan akan tetapi lebih
kepada membangun relasi dan hubungan sosial. Forum-forum informal cenderung
untuk menggunakan gaya-gaya manajemen seperti ini.
3. Middle
of the road management, berada dalam posisi seimbang, dan cukup baik untuk
digunakan dalam sebuah organisasi, karena memiliki orientasi yang cukup baik
pada orang-orang maupun pekerjaan. Gaya kepemimpinan seperti ini biasanya
merupakan gaya kepemimpinan yang umumnya dimiliki hampir oleh banyak orang.
4. Authority
compliance, merupakan kebalikan dari gaya manajemen country club management di
mana pemimpin atau manejer cenderung untuk lebih berorientasi kepada pekerjaan
dan sangat mengabaikan orang-orang. Gaya kepemimpinan ini sering kali dinamakan
pula dengan gaya otoriter. Organisasi yang biasanya menggunakan gaya
kepemimpinan seperti ini diantaranya organisasi yang berbasis komando dari
atasan untuk bawahan seperti organisasi militer, terutama dalam peperangan.
5. Team
management, adalah pemimpin atau manajer yang ideal di mana mereka memiliki
perhatian yang tinggi kepada pekerjaan sekaligus orang-orang. Tidak mudah untuk
memiliki gaya kepemimpinan seperti ini, dan dapat dikatakan cukup sedikit
pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan ini.
Ada
4 tipe kepemimpinan;
1. Pemimpin
direktif, pemimpin yang cenderung untuk menentukan langsung apa yang harus
dilakukan oleh bawahan dan apa yang diharapkan oleh pemimpin. Pemimpin seperti
ini langsung memberikan arah dan panduan, serta memberikan jadwal kerja yang
spesifik.
2. Pemimpin
suportif, pemimpin yang cenderung bersahabat dan mudah diajak berdialog oleh
siapa pun, memberikan perhatian penuh pada kesejahteraan bawahan, serta
memperlakukan anggota secara setara.
3. Pemimpin
partisipatif, pemimpin yang cenderung untuk memberikan konsultasi kepada
bawahan, mengakomodasi berbagai masukan, serta melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan.
4. Pemimpin
prestatif, pemimpin yang memiliki visi perubahan dan standar yang tinggi akan
produktivitas, memberikan dorongan kepada bawahan untuk berprestasi, dan
memotivasi kemampuan bawahan dalam melakukan berbagai pekerjaan.
BAB III
FAKTA DAN DATA
1. Gaya
Kepemimpinan Berorientasi Tugas
Indikator
gaya kepemimpinan berorientasi tugas dengan responden 32 karyawan memiliki
nilai rata-rata 3,96%, median 4,0000 dan modus 4,00, serta skor nilai 634. Hal
ini menunjukkan bahwa karyawan Bank BPD DIY Syariah telah memberikan penilaian
pada gaya kepemimpinan berorientasi tugas dengan rata-rata penilaian 3, 96%.
2. Gaya
Kepemimpinan Berorientasi Hubungan
Indikator
gaya kepemimpinan berorientasi hubungan dengan responden 32 karyawan memiliki
nilai rata-rata 4.08, median 4,000, modus 4,00 serta jumlah skor total 522. Hal
ini menunjukkan bahwa karyawan Bank BPD DIY Syariah memberikan penilaian
terhadap gaya kepemimpinan berorientasi hubungan dengan rata-rata penilaia
sebesar 4,08.
3. Gaya
Kepemimpian Berorientasi Partisipatif
Indikator
gaya kepemimpinan partisipatif dengan responden 32 karyawan memiliki nilai rata-rata
3.89, median 4.000, modus 4,00 dan jumlah skor 498. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan Bank BPD DIY Syariah memberikan penilaian terhadap gaya kepemimpinan
partisipatif dengan rata-rata penilaian sebesar 3,89.
Manajemen - Gaya Kepemimpinan
Reviewed by ELIDA KUSUMAS
on
06:04
Rating:
No comments:
Note: only a member of this blog may post a comment.